JADI ANGGOTA BEM, HARUS GAK SIH?!

“Ka jd anggota BEM ngapain aja sih? Positif ga sih? Bagusnya saya ikutan ga yah?” pertanyaan yang mungkin terlontar dari tidak sedikit mahasiswa (biasanya tingkat satu atau dua) pada saat akan menentukan kegiatan non-akademiknya di dalam kampus dimana mereka menimba ilmu sebagai mahasiswa. Atau mungkin beberapa mahasiswa khususnya angkatan baru akan bertanya, ”Ka BEM itu sama kayak OSIS ya ka?” Pertanyaan-pertanyaan tersebut biasa sampai dari siswa-siswa mantan pengurus OSIS yang sudah menjadi mahasiswa. Ya mahasiswa yang terdiri dari dua kata maha dan siswa, jadi (sebaiknya) sistem belajarnya bukan sekedar duduk mendengarkan guru (dosen) lalu pulang bawa PR (tugas) dan menunggu saat-saat Ujian seperti siswa (SD,SMP,SMA) yang tanpa ada embel-embel maha didepannya. Lantas apa jawaban yang paling tepat diberikan para kaka-kaka yang ditembaki pertanyaan yang seperti ini?. Mungkin sebagian kaka akan dengan sangat mantap menjelaskan kepada sang adik seputar pengetahuannya mengenai pertanyaan tersebut akan tetapi sebagian kaka akan menjawab seadanya sesuai dengan pengetahuan yang mungkin diapun masih memiliki pertanyaan sama dengan si adik. Mungkin artikel ini akan membantu si adik dan sebagian kaka-kaka yang ke dua. Sebenarnya tidak ada jawaban paling tepat untuk pertanyaan seperti ini, sebab tingkat relativitas pertanyaan ini sangatlah tinggi berdasarkan pemahaman, prinsip, dan tujuan masing-masing individu itu sendiri. Tapi mari kita coba berdiskusi seperti apa jawaban yang sebaiknya didapat adik-adik dengan pertanyaan sejenis ini.

Apa itu BEM ? BEM atau Badan Eksekutif Mahasiswa adalah organisasi intra kampus yang merupakan lembaga eksekutif mahasiswa tertinggi di tingkat fakultas ataupun universitas/institut. Apa itu lembaga eksekutif yaitu lembaga yang bersifat eksekutor (pelaksana) dari pengambilan kebijakan, program kerja, advokasi, aksi, social engineering, dll yang merupakan ranah kerja dan tanggung jawab BEM itu sendiri yang biasanya berkaitan juga dengan implementasi tridarma perguruan tinggi itu (pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat). Pada dasarnya jobdesk/tupoksi BEM dilaksanakan dari, oleh, dan untuk mahasiswa yang tergabung dalam satu almamater (biasanya disebut KM, Kema, Rema, dll) . BEM bertanggung jawab kepada seluruh mahasiswa melalaui lembaga legislatif yang merupakan perwakilan mahasiswa itu sendiri (biasanya disebut BPM,DPM atau sebutan lain). Mungkin kalo bahasa analogi sederhananya bisa di bilang BEM itu kayak MPR yang kebijakannya berpengaruh terhadap seluruh rakyat indonesia, dan mempertanggung jawabkan kinerjanya terhadap dewan rakyat di DPR, akan tetapi BEM tidak bisa sepenuhnya dianalogikan seperti MPR karena BEM sendiri masih berada di bawah institusi Universitas maupun Institut.

“jadi kak kalo saya masuk BEM saya kerjanya ngapain aja kaka?”

Nah pertanyaan seperti ini seperti apa seharusnya dijawab?, mungkin jika si kaka sedang malas ditanyai akan menjawab,”ya gitu aja, rapat ngerjain proker, ngumpul, seru-seruan deh pokoknya”. Sebenarnya jawaban seperti itu tidak salah karena pada dasarnya semua mahasiswa yang pernah menjadi anggota BEM sudah pernah melakukan hal-hal yang disebutkan sai kaka tadi, tapi apakah si adik akan terjawabkan pertanyaannya?. Mari kita coba bantu si adik untuk pertanyaan ini. Pada dasarnya BEM adalah organisasi untuk melatih dan mengembangkan diri khususnya softskill (jadi bukan untuk main-main, ngeksis, atau gaya-gayaan semata ya) dan jobesk (job description) dari masing-masing anggota BEM berbeda berdasarkan jabatan dan departemen/kementeriannya masing-masing. Sehingga BEM sangat membutuhkan banyak mahasiswa dengan beragam kemampuan. Sebut saja jika ada mahasiswa yang cukup kritis dan sangat suka bernegosiasi, ada baiknya mahasiswa tersebut mendaftar menjadi anggota BEM di Kementerian atau Departemen yang bergerak di bidang kesejahteraan/kebijakan mahasiswa sehingga anggota BEM tersebut dapat aktif mengkritisi dan menegosiasikan kebijakan-kebijakan kampus yang akan langsung dirasakan oleh mahasiswa yang diayominya. Atau mungkin ada mahasiswa yang sangat tertarik terhadap persebaran informasi melalui beragam media baik itu elektronik maupun konvensional, maka akan sangat baik apabila mahasiswa tersebut menjadi anggota BEM di departemen/kementerian kominfo (komunikasi dan informasi) sehingga ia dapat menggunakan kemampuannya untuk menyusun strategi penyebaran informasi paling cepat dan efektif. Jadi kalaupun misal ada kasus pengumuman pendaftaran beasiswa hari senin sedangkan batas pendaftaran cuman sampai hari jumat, anggota BEM di bagian kominfo harus memastikan semua mahasiswa mendapat informasi sehingga tidak ada mahasiswa yang tidak mendaftar karena terlambat mendapatkan informasi.

“Kalo saya sih kang hobinya olahraga ka, bisa jadi apa saya di BEM?”

“Saya sukanya seni ka tp kan katanya BEM bukan EO (Event Organizer) jadi saya gabisa kerja sesuai minat saya dong ka?”

Hampir di semua BEM atau Lembaga eksekutif mahasiswa memiliki kementerian/departemen orsenbud (olahraga, seni, dan budaya) atau sejenisnya yang bertugas untuk melakukan tugas-tugas di bidang olahraga maupun seni dan budaya. Anggota-anggota yang bertugas di tim ini pada dasarnya melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa terhadap kegiatan olahraga itu sendiri baik itu berupa pengolahan fasilitas olahraga maupun mengadakan kegiatan yang bersifat olahaga itu sendiri. Selain itu juga kementerian ini juga biasanya bertugas untuk tetap menjaga dan juga meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap Seni dan Budaya, khususnya Budaya Indonesia. Banyak cara biasanya dilakukan BEM di banyak kampus untuk menegaskan kebudayaan di lokasi kampus mereka dari mulai melakukan pegelaran budaya, festival, pameran, diskusi, dll dari mulai acara kecil sampai acara besar. Dan acara-acara yang dilaksanakan oleh departemen/kementrian ini pada dasarnya memiliki essensi masing-masing yang ingin disampaikan melalui masing-masing acaranya dan pasti memiliki nilai yang positif. Jadi bukan sekedar event asal-asalan atau event seneng-seneng.

“ka saya sih senangnya nonton berita khususnya politik terus saya diskusikan deh ka soalnya saya senang mengkritisi banyak hal khususnya politik, seru ka soalnya. Kalo di BEM ada kementerian politik ga ka?”

Untuk rekan mahasiswa seperti ini sangatlah terbuka kesempatannya untuk bisa masuk BEM. Karena hampir semua lembaga eksekutif kampus memiliki Kementerian Luar Negeri dan Badan Kajian Aksi Strategi. Kedua departemen ini biasanya melakukan kegiatan yang bersifat ‘politik’. Ingat politik bukanlah melulu tentang partai dan korupsi, pada dasarnya politik dapat didefinisikan sebagai cara. Jadi apabila adik-adik menjadi anggotan dari dua departemen tersebut maka adik-adik akan bertugas untuk menjalin hubungan dengan banyak lembaga kampus baik internal maupun eksternal sebagai perwakilan BEM untuk selanjutnya adik-adik dapat saling berkomunikasi dengan banyak pihak mengenai isu/kabar/update informasi yang sedang berlangsung baik didalam dan di luar kampus. Apabila ada isu/kabar yang perlu di bahas lebih mendalam maka adik-adik (khususnya yang di bagian kajian aksi strategi) akan melakukan kajian baik terbuka maupun tertutup dengan cara berdiskusi, mengumpulkan data dan fakta, sampai menarik kesimpulan mengenai isu/kabar tersebut. Jikalau BEM dirasa perlu menanggapi atau melakukan sesuatu terhadap isu tersebut maka Badan Kasrat tadiakan memutuskan aksi apa yang harus dilakukan. Aksi tidak melulu selalu dengan demo (apalagi yang anarkis) aksi dapat berupa petisi, aksi sosial, social engineering, dll. Sehingga adik-adik dapat memberi pengaruh positif kepada sekitar kampus ataupun masyarakat melalui politik (cara) yang dilakukan adik-adik melalui BEM. Jadi adik-adik yang sangat suka menonton berita dan sangat kritis itu akan dapat mengembangkan potensinya dengan sebaik-baiknya. Jadi intinya kalau kalian mau masuk BEM pahamilah kemampuan yang akan kalian kembangkan dan carilah informasi detil mengenai BEM dan Kementerian/Departemen/Divisi yang akan kalian ikuti.

“kaka pertanyaan terakhir dong, ikutan BEM banyakan positif atau negatifnya? Positifnya apa aja?”

TERGANTUNG! (sambil emosi pertanda sudah capek dan bosan di tanya) *bercanda*

Yap pada dasarnya pertanyaan tersebut hanyalah memiliki jawaban ‘tergantung’, sama seperti kuliah apakah ada jawaban pasti untuk pertanyaan “apakah kuliah bermanfaat atau tidak?” karena banyak mahasiswa yang berkuliah dan menjadi orang yang berhasil namun tidak jarang kita menemui mahasiswa yang berkuliah akan tetapi terkesan hanya buang-buang waktu tanpa ada manfaaat yang diterimanya. Begitupun dengan menjadi anggota organisasi termasuk menjadi anggota BEM apabila kita melakukannya dengan niat dan cara yang benar maka hasil yang didapatkan akan sangat positif karena pada saat menjadi seorang anggota BEM kita akan menghadapi banyak hal dari yang mulai hal paling menyenangkan sampai pada hal yang paling menantang. Karena pada saat kita menjadi anggota BEM kita akan menemui bermacam-macam orang dengan bermacam-macam sifat dan juga bermacam-macam kemampuan disertai bermacam-macam keadaan yang harus dihadapi organisasi BEM itu sendiri, lantas apakah dengan keadaan demikian akan membuat anggota BEM kesulitan? TENTU, akan banyak tantangan, konflik, tekanan dll yang dihadapi seorang anggotab BEM tapi itulah kesenangan yang akan dijalani didalam tubuh BEM itu sendiri. Itu semua tergantung bagaimana kita menghadapi tantagan-tantangan tersebut, apakah kita akan menyerah dan diam saja atau berusaha untuk belajar, bertanya, dan coba memikirkan solusi dari setiap tantangan yang muncul didepan kita untuk kita mampu berkembang dan memiliki kemampuan baru yang lebih kuat untuk menghadapi tantangan selanjutnya. Toh jikalau kita mau melihat sedikit kedepan apakah kita bisa memilih tempat kerja yang hanya berisi orang-orang, sifat-sifat, dan tantangan-tantangan yang sesuai keinginan kita?.

Oleh karena itulah kita disebut mahasiswa (maha-siswa), kita harus mampu mendapatkan semua ilmu yang kita perlukan dimasa depan dengan cara kita sendiri. Ilmu yang kita dapat di kelas pastilah bermanfaat akan tetapi belumlah cukup untuk bersaing dengan jutaan mahasisw yang juga mendapat ilmu dari kelas mereka masing-masing disertai banyak ilmu yang juga mereka cari di sekitar mereka dan ilmu dalam berorganisasi adalah ilmu yang cukup berharga untuk dapat bermanfaat dan digunakan oleh mahasiswa sekarang di masa depan.

“JADI KAK JADI ANGGOTA BEM, HARUS GAK SIH?!”

“TERGANTUNG!!!”

to be continue. . .

Nb: coretan ini hanya ditulis oleh seorang mahasiswa yang hanya satu tahun menimba ilmu di BEM KM IM Telkom periode 2013, mohon berkenan memberi koreksi/masukan atas paparan yang bersifat factual error atau saran yang bersifat umum lainnya ke [email protected]. Terimakasih 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *